Hari ini adalah hari yang paling menyedihkan untuk dua orang laki-laki ini, Gelas dan Jemi.
Gelas tiba-tiba di PHK dari perusahaan tempat ia bekerja, tanggal 2 oktober menjadi angka yang paling menyedihkan bagi Gelas, pasalnya hari ini tepat seharusnya dia menerima gaji ia malah mendapati kenyataan dirinya harus berhenti sebagai karyawan rendahan di perusahan periklanan tersebut lantaran bangkrut. Dari raut wajahnya yang kelihatan lusuh karena (mungkin) lelah mengemudikan sepeda motor bututnya, dia bergumam dalam hati "Akh..... bagaimana reaksi Zoya setelah ku beritahu mengenai PHK ini yah....??? Anjiing!!! kenapa penderitaan ku sedari dulu tak ada habisnya"
Kelihatan betul Gelas sangat cemas menghadapi istrinya nanti. Pria berumur 36 tahun ini selalu diremehkan istrinya yang ketus bernama Zoya.
Lalu apa yang di alami jemi??? Jemi yang bernama lengkap Gemilang Lakmo Santoso adalah pria berumur 13 tahun yang masih kelas satu di sebuah SMP swasta. Jemi terkenal rajin dan cerdas di kelasnya, tapi yang namanya ketidakberuntungan tetap ketidakberuntungan. Jemi yang lahir dari rahim seorang pelacur jalanan harus terus merasakan siksaan demi siksaan dari kedua orangtuanya. Ayah Jemi yang bernama Lakmo adalah germo dari ibunya yang bernama Canting. Lakmo rela menikahi Canting yang tengah hamil dari seorang hidung belang yang tak tahu kini dimana rimbanya. Jemi mengetahui dirinya bukan anak kandung Lakmo pada usia sepuluh tahun, ketika itu Jemi baru pulang sekolah dan mendapatkan orangtuanya berkelahi. Jemi ingat betul dialog perkelahian orangtuanya itu.
"Dasar lonte....!!! seharusnya kamu bersyukur aku mau nikahi kamu, kalau nggak siapa yang bakal jadi bapak dari anak haram mu itu heeeh"
Assalamualaikum.......!!!
Walaikumsalam! jawab Zoya cuek yang sedang nonton infotainment kesayangannya. Zoya bukannya memperlakukan Gelas dengan mesra saat pulang dari kantornya.
Kenapa lusuh gitu? tanya Zoya
Keliahatan ya aku lusuhnya? gelas memastikan dengan lemas
Hummmm...... dasar suami kosong!!!!!
Maksud kamu apa Zo??? Gelas bingung
Halaaah...... jangan belagak bodoh Gelas....!!!
Sudah delapan tahun kita menikah apa yang bisa kamu berikan kepadaku haah!
Kehidupan yang masih pas-pasan, rumah juga ngontrak, kamu itu ga pernah memuaskan aku secara lahir dan batin! Kerjaan.......!!!! Zoya menekan suaranya
Cuma karyawan rendahan, memalukan!
Dan kamu tahu yang lebih memalukan??? delapan tahun kita berumahtangga Tak sekalipun aku bisa punya anak dari kamu, bahkan tanda kehamilan pun tak pernah aku rasakan.
Benar-benar kosong kamu sebagai lelaki, dasar mandul!!!
Ceeesssss......... ketika pada kalimat itu sontak Gelas ingin rubuh dari tegaknya, dia semakin rapuh, smakin minder, semakin terpukul, semakin tak percaya dengan yang namanya manusia. Dia lemah dan tak bernafsu hidup, ingin dia menangis tapi dia malu dengan sosok di depannya yang seharusnya menjadi penentram jiwanya. Ia gamang dengan situasi yang sangat menyiksanya sekarang.
Gelas tak tahan dengan semua makian istrinya, kakinya melangkah ingin ke kamar mandi dan menangis sepuas-puasnya. Tapi ketika masih selangkah beranjak, tiba-tiba Zoya membentaknya.
Kali ini di kelas Jemi ada ujian tiga bulanan dan seperti biasanya anak cerdas nan gemilang ini selalu menyelesaikan soal paling dahulu dari murid lainnya. Setelah ia duduk kembali, secara mendadak seorang guru yang selalu membawa buku panjang bercorak batik datang dan memanggil Jemi.
Ya bu....., Jemi menjawab dan menghampiri guru setengah cantik itu
Kamu tahu....., kamu itu menunggak uang sekolah selama tiga bulan! sinis sang guru
Tapi bu, orangtua saya belum punya uang, saya janji bulan ini akan saya lunasi semuanya bu! karena orangtua saya bilang bulan ini mereka ada rezeki.
Si guru menyambung, Apa kamu bilang??? rezeki??? rezeki apa? rezeki lendir???
Jemi kaget sekali mendengar istilah gurunya itu, belum lagi seluruh teman nya bersorak menertawakan Jemi.
Ternyata satu sekolah tahu mengenai profesi orangtua Jemi.
Jemi disuruh pulang dan dilarang kembali jika belum melunasi seluruh tunggakan itu. Aturan yang aneh memang, Anak secerdas Jemi harus kehilangan jam sekolah lantaran belum melunasi administrasi.
ketika jemi sampai dirumah dia langsung menuju kamar ibunya untuk melaporkan masalah tunggakan. Tapi betapa terkejutnya Jemi saat melihat pemandangan dikamar orangtuanya itu. Jemi melihat situasi persis ketika ia berumur sepuluh tahun saat ia mendengar tak sengaja bahwa ia bukan anak kandung Lakmo. Waktu itu setelah Lakmo puas mencaci maki Canting ia malah menjambak Canting, menciumi bibirnya, dan melepaskan semua benang yang membalut tubuh Canting. Kemudian Canting dilempar ke ranjang, Lakmo pun melucuti celananya, dan ketika melihat adegan tak senonoh itu, ketika Jemi melihat ibunya dengan posisi telentang, dia tak sanggup melihat apa yang dilihatnya, dan......... jeeeeeep!!! Jemi menutup matanya. Dan kini ketika Jemi membuka matanya alangkah terkejutnya ia melihat laki-laki yang menyetubuhi ibunya itu bukan Lakmo, bapaknya. Ya! Jemi kenal pria itu, seorang juragan susu yang tinggal di depan gang. Lalu kemana bapaknya??? Jemi menoleh kesamping dan ia mendapati bapaknya, Lakmo sedang asik senyum-senyum menonton acara ria jenaka di tivi hitam putih nya. Lalu Lakmo melihat Jemi dan menghampirinya, "apa yang kamu lakukan haah....., kamu ngintip?? iyakan???"
Kemudian Lakmo menyeret Jemi ke dapur. Disini Jemi disiksa habis-habisan, punggungnya dipukul dengan gagang sapu ijuk yang tebal, kepalanya di bentur-benturkan di meja makan, pipinya berkali-kali ditampar, benda-benda dapur yang kebanyakan dari kaleng terus melayang ke tubuh Jemi, piring kaleng berkarat mendarat melukai jidatnya yang dipenuhi sel-sel kecerdasan, dan batu ulekan menghantam perutnya.
"dasar anak haram! apa yang kamu intip haah... kamu penasaran dengan apa yang diperbuat ibu kamu?? ibu kamu itu lonte, kalau dia tidak begitu kita semua ga bisa makan. Kamu juga gak bisa sekolah, ngerti kamu!"
Sengsara betul nasib anak jenius ini.......
Lalu bagaimana dengan Gelas yang hendak ke kamar mandi namun dibentak istrinya???
Mau kemana kamu Gelas?
Mau menghindar dari masalh ini ya???
Bukan nya ada yang ingin kamu sampaikan sama aku?
Gelas terhenti dari langkahnya dan bingung mengapa Zoya tahu ada yang ingin disampaikan nya mengenai PHK tadi.
Kamu mau bilang bahwa kamu di PHK kan?
Kamu tahu darimana Zoya?
Gelas...... Gelas....., Zoya mulai mencibir
Kamu itu memang ga ada lebihnya ya?? serba kekurangan. Udah mandul, lemah, sekarang di PHK
Kali ini Gelas benar-benar meneteskan air matanya, dan dengan ketidaktahanannya terhadap Zoya dia pun berkata dengan pelan serambi menarik nafas, "lalu apa yang harus kulakukan zoya?"
Zoya menjawab dengan nada tinggi, 'aku cuma minta satu, kita pisah"
Itu kata terakhir Zoya, setelah itu dia pergi tanpa membawa apapun kecuali pakaian yang dikenakannya.
Sementara gelas, sepeninggal istrinya dia hanya bisa terseduh, jiwanya susut seperti gabus disiram bensin.
Sampai juga dia ke kamar mandi, dia menangis sejadi-jadinya, hinga akhirnya dibenamkan kepalanya kedalam bak mandi yang lebar.
satu menit.
dia masih membenamkan kepalanya kedalam air tanpa gerak sedikitpun
dua menit
kapalanya belum juga beranjak dari dalam air, apakah ia sudah mati?
hampir tiga menit
dia pasti sudah mati, tapi tiba-tiba.... Air bergoncang dan kepalanya keluar dari bak itu.
Gelas menjerit sejadi-jadinya, ia tak kuasa dengan apa yang ia alami kini.
"Tuhan apa salahku??? mengapa dari dulu tiada keadilan dalam hidupku, sebenarnya dari dulu aku tak sanggup dengan kehidupanku ini, namun ada saja alasan buat aku bertahan. mungkin sewaktu di rahim ibuku dulu kau bertanya padaku dan menghadapkan pilihan padaku lahir ke dunia atau tidak? dan aku memilih lahir.
tetapi ketika aku sudah lahir masih banyak pilihan lain yang harus ku pilih. Tuhan.... apakah sekarang aku berada pada pilihan yang salah? dari dulu aku sudah memutuskan bahwa aku ingin mati meninggalkan dunia yang kotor ini, tapi aku coba berfikir dan menjalani ini dengan positif. Aku menikah, aku bekerja, dan aku memperbaiki hormon-hormon ku yang rusak, tapi apa jadinya....??? aku di PHK, istri ku meninggalkanku, dan kemandulanku tak tersembuhkan. Aku goyah tuhan, aku capek, aku sudah menganggap diriku ini sudah mati sejak aku kecil, aku hanya pura-pura selama ini. Aku lemah tapi pura-pura tegar, aku rugi tapi pura-pura beruntung, aku kosong tapi pura-pura berisi, lelah aku dengan kepura-puraan ini. Ingin aku jujur tapi keadaan selalu menentangku"
gelas benar-benar kosong kali ini, bayang-bayang masa lalu selalu menghantuinya. Sejak dulu dia sudah merasakan ketidakadilan dalam hidup ini, Hingga ia pun melakukan hal-hal diluar kenyataan hidupnya. Dia dimusuhi tetangganya, dimusuhi teman nya, dia sering juga dimusuhi orangtuanya, dan lebih parah dia bermusuhan dengan dirinya sendiri. semua itu tak lain karena siksaan batin dan ketidakadilan yang membentuk karakternya.
Gelas keluar dari kamar mandi dengan lelehan airmata di wajahnya. Lalu gelas menuju gudang sempit disamping kamar mandi. Dia mengais-ngais benda ala gudang itu dengan tergopoh-gopoh penuh keringat, sepertinya yang ia cari saat ini begitu penting. Tujuh menit kemudian dia tersenyum lebar namun tetap menjatuhkan airmata, alangkah girangnya ia menemukan benda itu hingga akhirnya dia berlari masuk ke kamarnya.
Tali tambang! yang dicari Gelas adalah tali tambang yang kini ada di genggamannya. Ditutupnya pintu rapat-rapat, dikamar ini, dirumah kontrakan ini aku akan menyelesaikan kepura-puraanku dan aku akan berada pada titik yang sebenarnya di diri ini, yaitu MATI. Diikatnya tali itu pada lampu hias gantung di atap kamarnya, lalu ujung tali itu dia lilitkan dilehernya dengan posisi menaiki kursi ukuran sedang.
"Selamat tinggal kehidupan, aku akan menuju kesejatianku"
gelas melompat dari kursi dan..... wuuush...... suara angin mendesah masuk menyelinap kedalam kamar ini, kamar dengan sosok laki-laki menggantung dibawah lampu, lidah menjulur, mata membelak dengan tetesan air mata. Ya! dialah Gelas yang tewas gantung diri mengakhiri hidupnya yang pahit dan penuh kepura-puraan. Ironi memang...............
Dan bagaimana kehidupan Jemi???
Sejak kejadian itu saat Jemi selalu menjadi bahan siksaan lahir dan batin oleh orangtuanya, Jemi memutuskan kabur dari rumahnya yang kumuh. Dia tak peduli dengan orangtuanya, tak peduli dengan sekolahnya, dan tak peduli dengan otak gemilangnya.
Dia berlari membawa luka di hatinya dan meninggalkan rumah yang penuh dosa itu, jemi bergumam dalam hati "aku tak tahu apakah aku bisa menghilangkan penderitaanku diluar sana"
Ahhh..... anak sekecil itu. Seketika Jemi linglung seperti orang gila, dia seperti kehilangan akal, otak cerdasnya tak lagi peka, mungkin karena benturan di kepalanya tadi siang atau sebelum-sebelumnya. Malam pun datang, Jemi mengemis dan mengamen dijalan hanya bermodalkan tutup beer, receh demi receh yang ia dapatkan ditukar dengan sebungkus nasi dan mungkin seperti inilah yang akan dia jalani dari hari ke hari.
"hahaha..... akhirnya aku bisa juga menghasilkan uang. Tanpa mereka, orangtua yang gila itu, aku juga bisa mandiri"
kesombongan menguasai pikiran Jemi yang labil, ia ingin mengubah hidupnya, ia ingin keluar dari penjara hidup yang sesak selama ini. Jemi menikmati hari pertama nya hidup dijalanan, bocah yang sedang dilanda gejolak pubertas ini kaget ketika ada yang memanggilnya dan memintanya bernyanyi. Yang memanggil adalah seorang gadis manis berseragam SMP yang sedang dibonceng ayahnya, dengan manis pula Jemi membawakan lagu buat si gadis yang seumuran dengan nya itu. Pandangan Jemi mencuri ke papan nama di dada remaja cantik itu. Siswi SMP itu sungguh girang mendengar lantunan dendang dari mulut Jemi. Setelah selesai menyuguhkan lagu ala terminal itu sang ayah gadis memberi selembar uang lima ribu rupiah, dan mereka berlalu namun si gadis masih menoleh ke wajah Jemi.
Senyum sumringah menutupi derita Jemi selama ini, dengan uang lima ribu rupiah dia merasa kaya.
"lumayan bisa beli baju baru" bisiknya dalam hati, namun bukan uang itu yang membuat nya senang bergelora, tetapi si gadis tadi, senyumannya membuat nya kembali bergairah untuk hidup, dia buang jauh-jauh deritanya selama ini. Dia ingin memulai hidup baru, dengan pura-pura bahagia dia pun merubah segalanya. Dia ingin kembali sekolah, namun ia tak ingin dipanggil Jemi dan ia berfikir sejenak untuk nama panggilan baru dari nama lengkapnya GEmilang LAkmo Santoso. Mulai saat inilah dia melupakan masa lalunya dan berusaha untuk mendapat kebahagiaan yang kekal.
Matanya melihat penanggalan lusuh di dinding sebuah warung makan, 2 oktober! inilah hari pertama ia merasa bahagia, bisa jadi karena cinta monyet pertama nya dengan gadis di motor tadi, ia masih ingat namanya yaitu Zoraya. Mungkinkah cinta bocah ini menjadi kenyataan?
Mungkin tidak! tapi mungkin saja Ya! walaupun nantinya akan berujung maut.
![](http://www.blogger.com/img/icon18_email.gif)
![](http://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)