Lagi-lagi ajang penghargaan film Indonesia yang dulu terkenal super bergengsinya, FFI menuai kontroversi karena dianggap tak objektif dalam menilai film-film yang akan berlaga meraih Citra tahun ini. Salah satu yang membuat berang insan perfilman tanah air adalah tak lolosnya biopic Ahmad Dahlan dalam Sang Pencerah. Dan yang lebih konyol lagi, komite seleksi menyatakan tidak lolosnya Sang Pencerah karena ketidakakuratan sejarah. Sungguh alasan yang mengada-ada. Padahal tak ada satupun film sejarah Indonesia yang dijamin murni kebenarannya. Alasan aneh inilah yang semakin membuat FFI tak lagi seprestisius dahulu. Well, sudahlah.. Tak usah berlarut-larut meributkan dan memperpanjang hal itu, kita berdoa saja semoga orang-orang FFI dapat mengkoreksi diri demi mengembalikan nama baik festival tertua negeri ini.
Seperti biasa menjelang akhir tahun saya pun punya ritual yang hampir sama dengan Komite Festival Film Indonesia. Kalau FFI mengadakan festival untuk memberikan penghargaan secara fisik, saya hanya merekap film-film terbaik tahun ini dari segala elemen. Dan kalau FFI hanya menilai film-film yang mendaftarkan diri saja dan hanya memasukan 10-15 film pilihan saja dalam nominasi, maka saya menilai seluruh film bioskop yang beredar dari Desember 2009 hingga sekarang tanpa pengecualian. Dan para nominasi yang masuk adalah penilaian maksimal dan obyektif dari saya sebagai pecinta film nasional. Tak peduli dan tak mau tau dengan apa yang menjadi patokan penilaian orang FFI. Tak ada kepentingan politis disini (Halah.. Kegeeran deh, kayak saya politikus ajah. Lagian kepanjangan sekapur sirih-nya, langsung aja napa, mana nominasinya!? Jleebbb..) Okey.. Masih sama seperti tahun lalu, saya membuat beberapa kategori yang diisi oleh lima nominasi dan yang bercetak tebal adalah pilihan terbaik atau bahasa awards-nya peraih penghargaan (Penghargaan yang diberikan adalah saya akan mengenang film itu dalam sejarah kehidupan saya). Dan kalau ada film yang tak menang itu ga akan kulupakan kok, masuk nominasi ajah udah hebat, hihihi.. Lalu dengan film-film yang sama sekali tidak masuk nominasi, yah karena itu yang pantas. Tidak terlalu banyak film berkualitas di negeri ini. Ntar ajah kalo Nayato CS bikin awards sejenis, kalian pasti masuk, Wuakakaka.. Untuk itu.. (Stop Jun! Ga usah sok ngelucu. langsung aja mana film-film yang masuk kategori. Ga usah banyak basa-basi deh cuiin..) Baiklah.. Sepertinya udah ga sabar melihat film-film apa saja yang berjaya tahun ini versi Junior. Berikut hasilnya..
1. Tata Artistik Terbaik :
1. Eros Eflin (Madame X)
2. Rico Marpaung (Minggu Pagi di Victoria Park)
3. Allan Sebastian (Sang Pencerah)
4. Timoti D. Setyanto (Tanah Air Beta)
5. Mo Brothers (Rumah Dara)
2. Tata Sinematografi/Gambar Terbaik :
1. Yadi Sugandhi (Minggu Pagi di Victoria Park)
2. Ical tanjung (Tanah Air Beta)
3. Muhammad Firdaus (Rokkap)
4. Roy Lolang (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
5. Faozan Rizal (Sang Pencerah)
3. Tata Suara Terbaik :
1. Khikmawan Santosa (I Know What You Did on Facebook)
2. Khikmawan Santosa (Rumah Dara)
3. Satrio Budiono (Sang Pencerah)
4. Khikmawan Santosa (Aku Atau Dia)
5. Adityawan Susanto - Novi Black (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
4. Editing terbaik :
1. Tito Kurnianto (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
2. Aline Jusria (Minggu pagi di Victoria Park)
3. Wawan I. Wibowo (Sang Pencerah)
4. Andhy Pulung (Hari Untuk Amanda)
5. Robin Moran (Madame X)
5. Tata Musik Terbaik :
1. Aksan Sjuman-Titi Sjuman (Tanah Air Beta)
2. Tongam Sirait (Rokkap)
3. Thoersi Argeswara (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
4. Aksan Sjuman-Titi Sjuman (Minggu Pagi di Victoria Park)
5. Tya Subyakto (Snag Pencerah)
6. Skenario Terbaik :
1. Musfar yasin (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
2. Benni Setiawan (3Hati 2 Dunia 1 Cinta)
3. Titien Wattimena (Minggu pagi di Victoria Park
4. Salman Aristo (Hari Untuk Amanda)
5. Rano Karno (Satu Jam Saja)
7. Poster Film Terbaik :
1. Sang Pencerah
2. Rumah Dara
3. Madame X
4. I Know What You Did on Facebook
5. Heart 2 Heart
8. Pendatang Baru Terbaik :
1. Kimmy Jayanti (I Know What You Did on Facebook)
2. Tika Bravani (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
3. Giring Ganesha (Sang Pencerah)
4. Griffit Patricia (Tanah Air Beta)
5. Afgansyah Reza (Cinta 2 Hati)
9. Soundtrack terbaik :
1. Satu Jam Saja by Karmela (Satu Jam Saja)
2. 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta by Ghaury (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
3. Menebus Impian by Zona (Menebus Impian)
4. Cinta matiku by Mantra feat Keroncong Suropati (Rumah Dara)
5. Dawai Asmara by Ridho Roma (Dawai 2 Asmara)
10. Aktor Pendukung Terbaik :
1. Andika Pratama (Satu Jam Saja)
2. Deddy Mizwar (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
3. Asrul Dahlan (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
4. Rasyid Karim (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
5. T. Rifnu Wikana (Darah Garuda)
11. Aktris Pendukung Terbaik :
1. Eva Asmarani (Bahwa Cinta Itu Ada)
2. Ria Irawan (Madame X)
3. Ayu Dyah Pasha (Menebus Impian)
4. Imelda Therine (Rumah Dara)
5. Atiqah Hasiolan (Darah Garuda)
12. Lifetime Achievement :
==Mieke Wijaya==
13. Sutradara Terbaik :
1. Hanung Bramantyo (Sang Pencerah)
2. Benni Setiawan (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
3. Deddy Mizwar (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
4. Lola Amaria (Minggu Pagi di Victoria Park)
5. Angga Dwimas Sasongko (Hari Untuk Amanda)
14. Aktor Utama terbaik :
1. Reza Rahadian (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
2. Reza Rahadian (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta)
3. Aming Gugandhi (Madame X)
4. Lukman Sardi (Sang Pencerah)
5. Lukman Sardi (Red Cobex)
15. Aktris Utama Terbaik :
1. Alexandra Gotardo (Tanah Air Beta)
2. Fanny Fabrina (Hari Untuk Amanda)
3. Sherefa Dannish (Rumah Dara)
4. Kinaryosih (Rokkap)
5. Titi Sjuman (Minggu Pagi di Victoria Park)
16. Film Terbaik :
1. 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta (Mizan Production)
2. Alangkah Lucunya Negeri Ini (PT. Citra Cinema)
3. Minggu Pagi di Victoria Park (Pick Lock Site production)
4. Sang Pencerah (MVP Pictures)
5. Tanah Air Beta (Alenia Pictures)
Ada beberapa kategori yang diisi oleh nominator yang sama, ini membuktikan kekonsistenan meraka dalam menjaga kualitas dikaryanya. Dan saya menjatuhkan pilihan film terbaik pada Sang Pencerah dikarenakan secara kseluruhan film itu mampu menggambarkan dengan baik perjalanan KH. Ahmad Dahlan semasa muda hingga mendirikan Muhammadyah. Dan pun cerita yang disampaikan tidak menggurui tapi mampu menyentuh hati dan logika penonton. Bukan hanya itu secara tehnis film ini benar-benar indah dipandang. Peluang paling besar juga dimiliki Minggu Pagi di Victoria Park, namun sepertinya kali ini Lola Amaria cukup meraih predikat sutradara terbaik saja dan filmnya cukup masuk nominasi. Sementara Alangkah Lucunya Negeri Ini berada dibawah garapan Lola, padahal cerita yang ditawarkan sungguh menjanjikan, tapi ada sedikit hal yang membuat nilai Alangkah Lucunya Negeri Ini berada dibawah Minggu Pagi di Victoria Park, yaitu kemasan sinematografinya. Semoga tak bosan Hanung Bramantyo memberikan tontonan yang bermanfaat. Semoga Deddy Mizwar tak hanya berkutat pada film-film satir saja. Semoga saja Lola Amaria masih betah membuat film 'berisi' walau filmnya ini tak begitu laku secara komersil. Dan semoga para sineas terus semangat dalam menelurkan film-film yang tak hanya memenuhi standar kuantitas tapi juga berkualitas. Karena semakin hari semakin banyak penonton film Indonesia yang cerdas dan membutuhkan tontonan yang tak hanya menghibur namun berbobot. Dengan diadakannya penghargaan terhadap film seperti FFI dan sejenisnya seharusnya menjadi acuan untuk menghasilkan karya yang mutakhir.
Saya menyusun deretan terbaik ini lengkap dengan nominasi di masing-masing unsur film, bukan untuk ikut-ikutan atau sok menyibukan diri dan supaya dibilang pemerhati film. Tapi ini murni apresiasi pecinta dan penikmat film atas karya-karya para sineas setiap akhir tahun. Akhirnya semoga ini menjadi tradisi setiap tahunnya di blog saya dalam menerjemahkan satu persatu hasil kinerja para moviemaker. Dan tak lupa sekali lagi, untuk menyalakan semangat film nasional untuk dihargai dibangsanya sendiri, mari kita teriakkan...
Majulah Perfilman Indonesia!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Anugerah Film Indonesia 2010"
Posting Komentar