Teka-teki Subuh Hari


Pemuda itu namanya Raka, tatapan nya kosong memandang jendela yang berembun. Pagi ini dia mendapatkan bisikan yang dia tak tahu dari mana datangnya bisikan itu. dari tatapan kosong nya sekarang berpindah ke arah ibu nya yang masih tertidur lelap menjelang datangnya subuh. dia menangis, seketika pipi nya di banjiri air- air asin dari pelupuk matanya. Entah apa yang membuat nya menangis. seolah - olah bisikan itu yang menyuruh nya menangis terseduh. Dia sangat menjaga keadaan agar ibunya tidak terbangun mendengar dia menagis, sekuat tenaga dia menahan suaranya agar tak terdengar oleh ibunya yang paruh baya, diapun mengusap pipi nya dengan seehelai kain kusam.

Jempol kaki ibu nya bergerak refleks mungkin terkena gigitan nyamuk yang ganas, makllum rumah nya tidak terlalu terang, dan terlalu banyak barang tak layak pakai sehingga menjadi sarang nyamuk. raka dengan lekas menghapus air mata nya dia takut ibu nya bangun dan melihat nya menangis. Dia pura pura terlelap dan menutup kepalanya dengan sarung kusut nya.


Kali ini ibu nya yang terbangun. dengan wajah lusuh ia menatap anak semata wayang nya yang berumur 25 tahun yang sedang tertidur pulas di selimuti sarung dia mendekati tangannya ke arah kepala anak nya, dia ingin mengusap usap kepala anak nya. Tapi dia urungkan niat nya itu dia takut anak nya terbangun. Sang ibu tersenyum sambil memasangkan selendang di kepalanya yang ada di dekat nya, tapi dia terkejut saat menyentuh selendang nya basah kuyup, dia bingung tak mengerti mengapa bisa basah kain kesayangannya itu. Tapi dia tak menghiraukan itu, dengan secepat kilat dia berdiri menuju suatu tempat. Mungkin dia mendengar suatu bisikan yang menyuruh nya beranjak ke suatu tempat.
Dia kembali terjaga saat dia mendengar langkah ibunya ke suatu tempat, dia bersyukur karena ibu nya tak ada lagi di sini, kemudian dia menangis sejadi jadi nya, sebebas bebasnya, sepuas puasnya. kemudian dia kembali melihat jendela namun kini sudah tak berembun walaupun cahaya mentari belum menyapa hari ini. Tatapan nya semakin kosong, pikirannya juga. Dia seperti orang amnesia yang tak mengenali diri nya sendiri. Seketika jendela itu berbicara dengan nada lantang "PECUNDANG"
Dia sangat terpukul mengapa teman setia nya berkata seprti itu pada nya.

Si ibu merasa inilah saat yang tepat untuk menyelesaikan masalah anak nya. Dia memastikan anak nya masih tertidur pulas. Dia gegabah, dia bingung, apakah ini saat yang tepat. setelah dia mengintip ke ruang sebelah dia mendapati anak nya sudah terbangun dan duduk di kasur lapuk nya. apakah ini saat yang tepat??
Si ibu tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan untuk menuntaskan masalah anak nya itu. Sudah 25 tahun dia memikirkan jalan terbaik untuk sang anak tapi tak juga ada solusinya. dan menurut nya ini adalah jalan terbaik."Maaf kan ibu nak.... ibu terpaksa melakukan ini". Saat itu, pagi yang belum bersinar menjadi saksi kebodohan seorang ibu.
"PECUNDANG... PECUNDANG.... PECCUUNDANGGG............"
Jendela menghina dia. Dia akhirnya memukul jendela itu dan pecah bersama benci. Rembulan pun pecah, dan berganti menjadi mentari. Sekarang kekosongan dalam dirinya pun hilang. Dia berlari ke sebuah tempat, tempat yang kotor, tempat yang hina. Dia menemukan orang orang sudah tertidur pulas dengan pasangannya masing masing. Dia pun melihat sosok ibu nya di antara orang orang itu.
Kenapa ibu lakukan ini........
Ibu ingin melihat kamu bahagia nak......
Kenapa harus seperti ini....
Hanya ini yang ibu bisa nak....
Lalu kenapa ibu ingin aku bahagia.........
Karena selama ini kamu kosong...........
Ibu tak punya pendidikan apa-apa, tak ada yang bisa ibu lakukan nak..........
sedangkan kau adalah orang berpendidikan, tak ada juga yang bisa kamu lakukan.
Namun ini hanyalah sepenggal pengorbanan ibu padamu.

0 Response to "Teka-teki Subuh Hari"